Sabtu, 17 Mei 2008

Grey Area (The Other side of Inda Mode : Turn On)

Kali ini Saya sedang menyukai warna Abu-abu.
Warna yang sebelumnya belum pernah saya baca di buku,majalah ikea,atau buku-buku yang membahas kepribadian yang katanya warna yang kita sukai dipengaruhi oleh kepribadian.
Karena sebelumnya saya menyukai warna Ungu, itu ketika saya masih duduk di bangku SMP, kemudian tergila-gila dengan warna biru-ketika saya mulai masuk SMA- dan kemudian ketika saya kuliah, orang-orang menuding saya menyukai warna Cokelat (mungkin kesimpulan ini diambil setalah berulang kali saya menggunakan Tas, Sepatu dan peralatan lainnya yang menunjang keperempuanan saya. Padahal mereka tidak tau kalau barang-barang tersebut adalah milik Ibu yang saya pinjam -ibu memang pencinta warna tanah tersebut)
Abu-abu buat saya merupakan warna yang indah.
Didalamnya terdapat dua warna yang sangat dominan di dunia warna, Hitam dan Putih (kalau saya tidak salah)
Hitam buat saya merupakan warna yang sangat hebat. Pekat, Solid, Dominan dan Elegan.
Sedangkan warna Putih merupakan warna yang lembut, mencerminkan kebersihan dan kesederhanaan tapi memiliki daya tarik yang luar biasa.
Ketika kepekatan itu terlalu menjemukan, dan memerlukan kelembutan, dia akan memadukan dirinya dengan warna putih..yang kemudian menjadi Abu-abu.
Ketika Hitam terlalu solid dan menjadi angkuh karenanya, dia akan melebur bersama kesederhanaan yang kemudian menjadikannya Abu-abu.
Ketika Putih menjadi membosankan dengan kesederhanaannya, dia menyatukan dirinya dengan sesuatu yang elegan dan berubahlah dia menjadi Abu-abu.
Kalau saya menggabungkannya dengan apa yang ada dipikiran saya,ternyata
Abu-abu mewakili kepribadian saya di dunia warna.
Saya mengenal diri saya seperti perempuan yang sangat keras kepala tapi mudah luluh hatinya
Saya mengenal diri saya seperti perempuan yang memiliki keyakinan apa yang telah dipilihnya tetapi mudah ragu dan akhirnya menyerah
Saya mengenal diri saya seperti perempuan yang memiliki banyak keberanian untuk menjalani hidup tetapi kadang saya sering memilih untuk berdiri disudut ruangan sampai tidak ada satu orangpun yang menyadari bahwa saya ada disitu.
Saya memiliki dua sisi kepribadian yang satu sama lain saling mendukung, saling menyikut, saling bertentangan dan saling pengertian.
Menyesalkah saya dengan keadaan seperti ini?
Tidak.
Saya mensyukuri telah menjadi perempuan yang kuat yang tidak malu untuk mengeluarkan air mata.
Saya juga berterimakasih telah menjadi seseorang yang berani untuk memilih, dan mengakui pilihannya itu salah dan menghilangkan rasa sesal dihatinya.
Saya mulai mencintai diri saya apa adanya
Tidak ada kata terlambat untuk hal itu.
Saya mensyukuri diri saya saat ini dengan rasa syukur yang absolut.
Ternyata tanpa perlu lagi melihat keatas ataupun kebawah.
Karena saya tidak menjadi kaya dengan orang lain yang miskin, ataupun saya menjadi orang bahagia karena orang lain tidak bahagia.
Buat saya , Ketidaksempuranaan adalah bayangan dari setiap perjalanan hidup seorang manusia.
Tidak perlu menjadi seorang yang sempurna untuk mulai menikmati hidup ini apa adanya
Karena Tuhan telah memiliki dadu,kotak-kotak, yang akan kita langkahi seperti dipermainan ular tangga. Kadang kita akan melesat keatas dengan cepat dan dua langkah kemudian kita akan jatuh terjebab dan merasakan kesakitan.
Karena pada hakikatnya, dalam kemenangan itu selalu ada kekalahan, dan begitu juga sebaliknya dalam kekalahan apabila kita mau, kita bisa melihat kemenangan.
Yang kita perlukan hanyalah kemamuan dan kemampuan untuk mempercayainya.
Dan saya akan melakukannya.
Dan pada akhirnya Warna Abu-abu ataupun warna lainnya, kesemuanya akan menggambarkan kepribadian kita seutuhnya.
(Terimakasih untuk orang-orang yang saya kasihi,karena telah menjadi sumber inspirasi berharga)

Tidak ada komentar: