Sabtu, 26 Juli 2008

Pamit

BLOG INI SUDAH DISEGEL

KARENA PEMILIK TIDAK MAMPU MEMBAYAR SEWA
PEMILIK BLOG TELAH PINDAH KE

DENGAN CONTENT YANG SEDIKIT BERUBAH, JANJI YANG DIPERBAHARUI, DAN AIR
MATA YANG TELAH BERUBAH MENJADI TAWA.
MAAF UNTUK KETIDAKNYAMANANNYA

Pamit2008

TERJUAL

Blog ini sudah terjual terhitung pertengahan bulan Juli

Senin, 14 Juli 2008

Masuk Angin

Kepalaku masih menengadah
Tadi sore, Seseorang berkata tentang indahnya langit yang bermandikan cahaya bintang
Maka disinilah aku,
membuktikan kata-kata itu

Langit menghias tubuhnya malam ini dengan banyak taburan bintang
Terang, berkilauan dan menenangkan
Entah berkelap kelip seperti di lagu
Atau tetap sama bercahaya seperti matahari.

Sebentuk bulan sedang dalam perjalanan menjadi purnama
ikut juga ada didalamnya
Cahaya putih masih terlihat pucat
Kontras dengan jubah Sang Langit yang berwarna pekat

Bertapa Sang Maha Baik
Menciptakan Semua ini begitu sempurna

Tubuhku mulai menggigil
Angin mulai menusu-nusuk jahil dipemukaan kulitku
Mereka mengingatkanku untuk segera berlalu
dan masuk kedalam kamarku

Tenaga ku nyarus habis di hari ini
Aku perlu tidur nyenyak untuk mengisi tanki tenaga menjadi penuh lagi
Aku perlu doa untuk membuatku merasa tenang ditidurku

Aku akan kembali esok pagi
Sesungguhnya Allah berfirman,
"Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku
dan Aku akan senantiasa menyertainya apabila berdoa kepada-Ku"

(Simpel nya mungkin gini : Kalau kita berpikir gagal, kita pasti akan gagal, kalau kita berpikir kita bisa, pasti kita akan bisa. Semua hal yang terjadi pada diri kita, tentunya hasil dari pemikiran kita yang dituangkan dalam perbuatan.
Mungkin ada baiknya kita belajar untuk lebih sering berpikir positif
Belajar untuk berprasangka baik tepatnya.
Kadang rasa tidak nyaman, rasa sakit, rasa malu menyelimuti hati ketika hasil yang kita dapat tidak sesuai dengan prasangka baik kita. Tapi itu akan berlalu perlahan-lahan.
Tapi tidak ada salahnya untuk mengisi hati ini dengan sesuatu yang baik, yang dapat menenangkan hati
Berprasangka baik untuk banyak hal ternyata telah seperti memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk hati saya)

Alhamdulilah

Hari Pertama Azka



Hari Senin
Semangat menghadapi hari ini
Sepatu baru berwarna hitam licin
Lengkap dengan kaus kaki berwarna biru
Buku licin bergambar Naruto
Pensil mekanik, penghapus hitam
Sudah siap di kotak pensil

Bangun lebih pagi dari biasanya
Ada sedikit ritual mengangkat jambul rambut dengan sisir ibu
Kemudian duduk manis di meja makan
Harum telor ceplok menyeruak diruang makan
Ini menu sarapan pagi di hari pertama sekolah

Ada apa disekolah nanti
Seperti apa rupa kawan-kawanku
Menyenangkan kah guru-guru yang akan mengajariku
Seberapa luas halaman sekolah untuk kupakai bermain bola

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah seragam merah putih
Konon kawan-kawanku akan lebih banyak daripada sekolah yang kemarin
Kata Ninin, sekolahnya lebih besar
Kawanku akan lebih banyak
Halaman untuk bermain bola akan lebih luas

Aku akan belajar banyak hal
Hal yang selama ini tidak aku dapat di rumah

Hari ini hari pertama aku masuk sekolah
Membayangkannya,
Membuatku selalu ingin pipis
Membuatku ingin selalu didekat Ninin
Tapi aku juga sudah tidak sabar,
Apa yang akan aku dapat nantinya diujung hari

(Hari Pertama Azka, keponakan tersayang, masuk Sekolah Dasar)

Minggu, 13 Juli 2008

Another Sundae(y)

Bangun Siang
(Radio On)
Buka Jendela lebar
Posisi Awal
Melamun
Ritual yang tidak disengaja sudah terbentuk sejak lama
Setiap hari Minggu
Hari ini tidak ada sarapan yang terburu-buru
Lapar bisa ditunda sampai dengan waktu yang tidak ditentukan
Atau sengaja digabung dengan makan siang
Hari ini bisa baca koran dari halaman depan sampai dengan belakang
Mulai dari headline sampai iklan biro jodoh dilahap habis
Atau liat-liat iklan berwarna warni sehalaman penuh
Hari ini bisa menikmati matahari sambil menjemur baju
Merapihkan rak buku sambil menikmati angin yang masuk lewat jendela kamar
Menyusun lagi cd-cd sambil bersiul (saya bersiul..senangnya..)
Hari ini berarti saya bisa lebih menikmati setiap pesan-pesan pendek dari sang Aji yang masuk ke telepon genggam saya
Hari ini berarti saya bisa lebih menikmati kegiatan memberi minum untuk tumbuhan yang ada di halaman belakang
Hari ini berarti saya bisa lebih menikmati pemandangan ketika ibu sedang duduk didepan cermin dikamar saya
Hari ini berarti saya bisa lebih bersyukur.
Hidup saya indah
Terimakasih Tuhan untuk hari Minggu ini
Terimkasih untuk kesempatan menikmatinya.
Alhamdulilah

Kamis, 03 Juli 2008

aji

Cahaya terang dilangit mengiringi kepergiannya
Di Pagi hari yang anginnya menusuk sampai kedalam hatimu
Ketika sarapan masih kau kunyah,
Ketika jalanan masih hiruk pikuk,
Dia terhempas
Hanya sedikit yang ia tanam di halaman sempit
yang kau sebut hati
Banyak senyum yang ia sebar di langit luas
yang kau sebut asa
Kepergiannya melesat secepat kedipan mata ketika debu halus
menembus kedalamnya
Matamu tidak lagi mengeluarkan air mata
Kau tidak menggaruk keras matamu, sehingga
debu yang masuk itu perlahan akan keluar lagi
Sebentar lagi kau akan kembali bernyanyi,
Menyadari kehadirannya sebagai angin yang menyanjungmu
Menyadari kehadirannya sebagai angin yang berhembus pelan ditelingamu
Menyadari kehadirannya sebagai pelangi yang kau puja di sore hari,
dan sebagai
germis di pagi hari yang membuatmu bersorak melihatnya
Pergilah..
Ceritakanlah indah perjalananmu kepada yang lainnya
Aku akan disini,
Menikmati janji yang telah usang
Yang pernah kau ucapkan kepadaku
Walau hanya sekali lalu

Selasa, 24 Juni 2008

Rak 2 (Have Fun)


The Library of Mind mengadakan tour, mengunjungi beberapa tempat dibawah ini
(ini bukan merupakan pilihan, tapi merupakan rangkaian yang harus anda ikuti dari awal sampai akhir)

RumahInda
Didalamnya terdapat beberapa ruangan yang besar, dengan langit-langit tinggi, dengan jendela besar yang selalu meniupkan angina sejuk, keramik berwarna orange hangat, dan wangi kopi panas dan kue jahe disetiap sudutnya.
Silahkan masuk, pertama-tama, anda akan menemui :

Museum Cermin
Didalamnya terdapat cermin besar yang dipercaya akan memantulkan bayangan dari isi hati setiap orang yang bercermin dihadapannya. Cermin yang dapat menelanjangi dirimu sendiri, Cermin yang memantulkan bayangan bertapa polos, naïf, dan ketidaktahuanmu akan keindahan dunia. Cermin ini akan memberikan sisi lain dari dirimu yang haus akan kebahagiaan sesungguhnya.

The Chamber of Glasses
Didalamnya ada kacamata yang bisa kamu pakai untuk melihat dan memandang dunia dari banyak sudut pandang. Dengan bantuannya, kamu akan menemukan bahwa dunia akan lebih indah ketika memiliki banyak perbedaan dan berdamai dengan perbedaan tersebut, bukan dengan memakasakan sebuah kesamaan tanpa menyadari bahwa dengan adanya perbedaan kita akan menjadi seseorang dengan kekayaan batin yang luar biasa.
Kacamata ini akan memberikan suatu buah kesabaran untuk dirimu yang belajar ikhlas menjalaninya.

The Corner of The Heart
Diruangan paling sudut, terdapat meja bundar besar yang diatasnya kamu akan menemukan gramofon, sebuah piringan hitam, dan sebuah headphone. Perpaduan sempurna untuk mendengarkan sebuah kisah yang akan menambah luasnya lapangan hatimu, menembus kedalam rahasia hatimu, dan akhirnya akan membuat hatimu menjadi hangat karenanya. Karena suasana hati akan sangat mudah dipengaruhi oleh nada-nada yang beralun dibelakangnya.
Lagu-lagu ini akan membuatmu mempercayai bahwa hatimu setia kepada otakmu.

Kolam Ikan
Berisi ikan-ikan kecil berwarna-warni, yang saling berlompatan, menunggu kamu untuk ditepi kolam dan berbicara dengan mereka. Mereka akan berbagi kebahagiaan denganmu ketika kamu menyimpan logika, rasio atau semua hal yang berhubungan dengan otakmu. Mereka akan menunggumu berbiacara dengan hatimu, dengan emosimu. Karena dengan itulah kamu akan dapat mendengarkan bahasa yang tidak dapat kamu dengarkan dengan logika,nalar atau rasio. Dan bahasa itu akan membantumu untuk lebih santai dalam menikmati hidup.

Sebenarnya masih banyak ruangan lainnya yang akan saya ajak kamu semua dalam tour ini, tapi terlalu panjang untuk dijabarkan disini.
Saya sudah membuat sebuah peta kecil, yang berisi denah RumahInda dan sedikit keterangan mengenai ruangan-ruangan yang ada didalamnya, yang kesemuanya berisi 10 ruangan.
Tour diadakan setiap kamu menginginkannya, hanya saja kami menentukan waktunya. Tour sesi I dimulai pukul 16.00 sampai dengan 18.30.
Setelah break untuk berbagi cerita dengan Yang Kuasa, kemudian bila kamu mau, kamu bisa meminta kami untuk menyajikan segelas kopi hitam dan kue jahe panas.
Tour sesi II akan dimulai pukul 18.45 sampai dengan selesai.
Tour ini tidak ditarik biaya, kamu hanya perlu membawa sebuah senyuman yang tulus.
Diakhir Tour, kamu tidak akan mendapatkan sesuatu yang esensial, hanya sebuah pengalaman berbagi saja yang rasanya semakin langka untuk ditemukan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan kirim pesan singkat melalui nomor 081917547442, kami akan bantu kamu menyusun jadwal tour sesuai dengan waktu kamu.
Enjoy!

Minggu, 15 Juni 2008

The Library of Mind

Rak 1

Selamat datang di The Library of Mind
Perpustakaan mini yang didalamnya ada rak-rak sederhana tentang kesabaran, doa, harapan dan optimisme akan kebahagiaan. Rak kecil yang berisi senyum tulus, perbuatan baik, kasih sayang, keberanian dan keinginan untuk bahagia.
Tidak banyak yang bisa kamu bawa dari perpustakaan mini ini, saya ingin pada akhir perjalanan di perpustakaan ini akan meninggalkan senyum di wajah yang akan saya simpan di kotak harta karun.

The Library of Mind membawa misi
Sebuah perjuangan kecil dalam batin dan keseharian saya dalam menjalani hidup.
Saya sebut perjuangan kecil, karena mungkin untuk saya hal-hal yang akan saya tulis disini merupakan hal yang bisa jadi seperti partikel debu untuk kamu semua, tapi partikel tersebut merupakan bola salju yang semakin besar untuk saya.
Misi yang diawali dari sebuah ayat dalam kitab suci,


Maka Allah ilhamkan kepada jiwa
Keburukan dan kebaikannya.
Sungguh berbahgia
Orang yang mengembangkan kebaikannya
QS Al-Syams (91) : 8-9

Saya diingatkan pada banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan saya dalam beberapa tahun kebelakang, yang telah merubah jalan, pandangan dan sikap saya dalam menjalani hidup. Peristiwa yang telah memberi saya banyak pengalaman, membiarkan batin saya menjadi kaya, dan rangkaian peristiwa yang menjadikan saya belajar dari kesalahan yang telah saya lakukan. Bukan berarti kedepannya saya tidak akan melakukan hal yang sama secara tidak disadari, tapi mungkin pengalaman itu akan mengajarkan saya bagaimana untuk menerima, berbesar hati dan berdamai dengan diri sendiri.

The Library of Mind membawa konten kebahagiaan untuk dibagikan
Jangan bayangkan kebahagiaan yang membuat anda tiba-tiba menjadi kaya, kebahagiaan yang ada adalah hal yang kecil yang terkadang luput dari perhatian kita. Seperti senyum yang tulus yang bisa dinikmati kapan saja, kenikmatan mandi air hangat ketika tubuh kelelahan, doa-doa yang yang disampaikan kepada Tuhan, tumbuhan yang saya rawat mulai berbunga, keinginan untuk menyebar spirit kepada rekan kerja, kumpulan lagu yang membawa pikiran dan perasaan menjadi tenang atau hanya segelas air yang bisa menghilangkan rasa dahaga.
Hampir setiap hari, saat saya berangkat kerja, saya sering berpapasan dengan seorang bapak tua, yang mendorong gerobak sampah. Tidak ada yang istimewa dari kehadirannya. Hanya sesosok tua, yang mengais tempat sampah yang mungkin menjadi awal roda kehidupannya. Ketika saya perhatikan, bapak tua tadi menoleh, kepalanya mengangguk dan memberikan senyum yang paling tulus yang pernah saya dapatkan dari orang asing.
Semenjak dari situ, saya selalu menanti kehadirannya setiap pagi. Senyumnya membuat saya mempercayai adanya kekuatan yang membuka jendela hati saya lebar-lebar dan angin kebahagiaan berhembus kencang kedalamnya. Membuat saya makin percaya bahwa setiap manusia memiliki hak untuk bahagia dan menikmati hidup apa adanya dengan yang ia miliki saat ini

The Library of Mind menuju Pursuit of Happiness
Ketika saya memutuskan untuk hidup lebih bahagia, lebih ringan menjalani kehidupan ini, seluruh komponen didalam tubuh saya sepertinya mengamini keputusan tersebut.
Sedikit demi sedikit, mereka melakukan perubahan, terutama perubahan di hati.
Mereka bekerja sama untuk membuat langkah saya menjadi ringan, hati saya menjadi lebih mudah untuk tersenyum, menjadi luas dan siap untuk diisi dengan hal-hal yang menyenangkan. Mereka menghidupkan lagi sumur-sumur yang dulu sering meletupkan kehangatan di hati, meraka membangunkan lagi tawon-tawon kecil yang ada di hati saya yang sering menggelitik semua rasa kebaikan dan rasa cinta yang siap saya bagikan kepada siapa saja.
Dari rasa bahagia tersebut, mucul rasa syukur yang luar biasa kepada Allah SWT.
Rasa syukur yang saya pahami, tanpa perlu saya banding-bandingkan, rasa syukur untuk hal-hal yang telah terjadi dalam kehidupan saya. Saya masih belajar untuk tidak lagi menyesali atas semua yang terjadi dalam kehidupan saya sebelumnya.
Saya akan terus belajar untuk selalu bersyukur dan bersabar. Mungkin dua sikap ini yang akan membuat saya lebih bahagia
Insya allah

"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat
kepadamu.."
(Q.S. Ibrahim 14 :7)

Kamis, 12 Juni 2008

AM & PM



Kebahagiaan dimulai ketika kepala menengadah menatap langit biru diPagi hari
Hamparan luas yang mengizinkan hanya awan untuk ada didalamnya
Membentuk sebuah senyuman yang kehadirannya akan membuatmu selalu bersyukur atas waktu yang membiarkanmu menikmatinya.
Perlahan angin menembus awan, meniup perlahan dan menghantarkan rasa sejuk
Hembusan yang akan membiarkan senyum itu bertahan, dan dibagikan kepada orang-orang yang berlalu didepannya.
Berbagi rasa bahagia yang kehadirannya tak terduga
Berbagi rasa bahagia yang timbul karena rasa bersyukur untuk waktu yang telah diberikan untuk sekali lagi menikmati pagi.
Pagi membiarkannya melihat kesibukan penghuni bumi,
Segala rupa, bentuk dan perilaku yang membuatnya tersenyum
Bertapa sibuknya mereka semua di pagi yang bermentari.
Saling menatap, menilai dan menyimpannya dalam kehangatan pikiran
Pagi membiarkannya terlibat dalam kesibukan,
Ritual yang berulang dilakukannya, dan membuatnya sekali lagi mengucap syukur
Doa yang dilambungkan menuju Sang Khalik untuk tetap membiarkannya menikmati pagi ini.
Pagi,
Langkah pertama yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan lainnya
Awal lamunan tentang apa yang akan terjadi setelah matahari meninggi
Kebahagiaan kembali membuncah ketika matahari merubah tubuh menjadi jingga.
Keteduhan hadir dari paras setiap penguhi bumi.
Kehangatan dan kelelahan menjadikannya ramuan yang sempurna untuk menikmati sisa hari
Awan,Angin dan Langit saling berlomba membantuk wujud, mewarnai tubuh dan membentuk siluet yang indah atas bantuan matahari
Membiarkan matanya menjadi terbelalak, lidah berdecak, dan hati, sekali lagi bersyukur
Menghadirkan letupan letupan kecil didalam rongga hati
Dan dihadirkan dalam bentuk senyuman yang hadir dengan tulus
Ketika cahaya matahari menyelinap diantara dedaunan, menjadikannya berwarna keemasan
Ketika angin telah melewati hari yang panjang, menjadikannya udara yang membuatmu bisa bernapas lebih panjang
dan langitpun bersiap menutup tirai keemasannya, membuat bumi menjadi biru dan hitam kemudian
Sore Hari,
Pemberhentian pertama dari langkah menuju kebahagiaan yang sempurna
Akhir perjalanan di eposide hidup yang membuatnya bahagia
Dan menutupnya dengan Doa.

(Untuk seseorang yang mencintai Pagi & Sore..dan berbagi cintanya dengannya)

Kamis, 05 Juni 2008

Peri Bontel & Tuan Murakami

Peri Bontel meneruskan langkahnya.
Tiba-tiba pantai ini menjadi tempat yang luas, jalan yang tak berujung.
Langit masih berwarna keemasan.
Neptunus sedang tertidur, kelelahan mengikuti langkah Peri Bontel
Semakin berat dirasa punggunngnya menanggung beban ransel itu
Boomerangnya belum juga kembali, dan hullahoop sedang enggan untuk berputar.

Tiba-tiba dari kejauhan ada Peri yang berlari-lari menuju kearahnya.
Peri Bontel kebingungan,
Apakah dia mencariku? Bisik peri bontel, pada bontel-bontel kecil dihatinya.
Semakin mendekat, wajah peri kurus yang menggunakan celana pendek itu menghampirinya.
Wajahnya memerah karena kepanasan, matanya hilang dibalik kerang cokelat transparan yang menempel diwajahnya dan rambut hitam yang panjang menyentuh pasir pantai.
Peri yang unik. Pikir Peri Bontel
“Peri Bonter?”
Peri Bontel menggelembungkan pipinya tanda aneh
“Kau Peri Bonter?”
Peri Bontel menggeleng
“Tapi Neptunus birang, jika ada peri kecir berjaran di tepi pantai, berarti dia peri bonter”
Peri Bontel menggaruk rambutnya. Ia tidak mengerti
“Beturkah kau Peri Bonter?”
Lalu sambil memilin-milin ekornya, Peri Bontel mulai bersuara
“Aku Bontel.Kau salah”
“Yaa..Kau Bonter”
Peri Bontel memicingkan matanya. Peri Ceking yang membingungkan
“BONTEL” teriak Peri Bontel kencang
Peri Ceking itu tertawa, dan Peri Bontel menatapnya tak percaya.
“Aku tau namamu seperti yang kau sebutkan tadi, tapi aku tidak bisa mengucapkan huruf akhir dinamamu”
“Kenapa?”
“Di tempat rarihku, tidak ada huruf itu”
Peri Bontel memandang Peri Ceking kagum.
Dia pasti dari sebuah Planet yang jauh denganku, pikir Peri Bontel
“Namamu siapa?”
“Murakami”
“Muratmarit?”
“Bukan, tapi Murakami”
Ah, nama yang baru terdengar buat Peri Bontel. Dia hampir melompat kegirangan mempunyai satu nama baru yang akan ia simpan dikotak nama kawan-kawannya.
“Namamu bagus, aku suka namamu”
Murakami bercerita tentang tempat asalnya dan mengapa ia terdampar di pantai ini. Peri Bontel menyukai kata-kata yang Murakami ucapkan. Semuanya terdengar baru ditelinganya, dan meskipun ada banyak kata-kata yang tidak ia mengerti ketika Murakami mengatakannya, Peri Bontel tetap mengangguk-anggukan kepalanya dengan semangat.
“Jadi Tuan Murakami sedang mencari ujung pelangi yang akan menyambungkannya ke rumah Tuan?”
Murakami mengangguk.
Peri Bontel berpikir keras, belum pernah selama ini ia melihat ujung pelangi. Seperti apa wujudnya pun ia tidak tau.
“Neptunus bilang,Peri Bonter adalah Peri yang memiriki pantai ini”
Peri Bontel tersipu-sipu. Pantai ini suakanya. Biasanya para peri menyukai pantai dengan pasir berwarna putih dengan ombak yang tenang, tapi Peri Bontel lebih menyukai pantai yang memiliki ombak yang saling berkejaran dengan cepat dan pasir yang berwarna hijau.
Sambil melihat kearah langit, mengharapkan ujung dari pelangi, Tuan Murakami mengeluarkan sebuah kotak kayu dari saku celananya. Ketika kotak itu dibuka, terlihat sinar terang yang sangat bergemerlapan
“Apa itu?” Tanya Bontel
Murakami menjelaskan bahwa itu adalah potongan matahari yang ia simpan. Murakami memerlukannya ketika ia merasa sedih dan hatinya terasa dingin. Kemudian Murakami memotong matahari itu sedikit, dan memasukannya kedalam mulut dan mulai mengunyahnya.
“Tuan memakan Matahari?”
Murakami mengiayakan pertanyaan Bontel dengan tersenyum.
Bontel kembali menggelembungkan pipinya
“Tuan Murakami adalah Peri yang aneh yang pernah Bontel temui.Selama ini orang-orang yang selalu mengatakan kalau Bontel anak yang aneh, ternyata Tuan pun sama anehnya dengan Bontel”
Tuan Murakami tertawa. Sambil terus berjalan dan mengunyah matahari, Murakami berkata “Kebeturan aku menyukai peri yang aneh” Bontel terdiam “Peri-peri yang kerihatan normar dan menjarani hidup dengan normar-mereka adalah orang-orang yang harus kita waspadai”
Bontel merasa bahwa Tuan Murakami adalah Peri yang pintar, mungkin karena dia banyak memakan matahari.
“Tuan Murakami sangat pandai, Bontel senang”
Murakami tertawa keras. “Ini bukan tentang kepandaian. Aku tidak sepandai itu, aku hanya memiriki pemikiran sendiri.Itulah sebabnya orang-orang tidak menyukaiku. Mereka menganggap aku seraru mempermasarahkan har-har yang sebaiknya dibiarkan saja. Jika kau terraru memikirkan har-har yang remeh, orang-orang enggan untuk berurusan denganmu”.
Bontel mengangkat alisnya. Bontel tidak mengerti perkataan Tuan Murakami, tapi apapun artinya, pastilah yang Tuan Murakami adalah sesuatu yang hebat.
Tiba-tiba Bontel melihat sesuatu yang melambai-lambai diujung langit sore. Terlihat seperti ekor kecil yang memanjang sampai kearah langit tinggi.”Tuan Murakami, itukah ujung pelangi yang kau cari?itukah ujung pelangi”
Murakami menengadah melihat kearah yang Peri Bontel tunjukan.Murakami tersenyum senang.”Itu yang aku cari selama ini, itu ujung Perangi yang aku cari serama ini. Ujung perangi yang akan membawaku purang, dan bertemu dengan semua Peri di tempat asalku”
Sambil menemani Tuan Murakami berjalan bergegas menuju ujung Pelangi itu, Peri Bontel merasa hatinya ditusuk-tusuk lagi. Ia seperti baru saja menemukan teman baru yang menyenangkan, tapi semuanya harus diakhiri dengan cepat.
“Aku tidak tau bagaimana harus berterimakasih atas segara bantuan mu” Ujar Murakami. “Aku akan mendoakan segara har yang baik untukmu”
Peri Bontel akhirnya tersenyum, tak apa baginya kesedihan karena kepergian Tuan Murakami, asal dia pernah memberi sesuatu yang berarti untuk kawannya.
“Mudah-mudahan doa mu terkabul” kata Peri Bontel sambil tertawa riang
Sebelum Murakami naik ke ujung pelangi, dia mengeluarkan sepotong kayu yang berwarna kuning dari sakunya dan memberikannya kepada Peri Bontel. “Ambillah bongkahan ini. Anggap saja sebagai hadiah perpisahan dan ucapan terimakasih telah menemaniku mencari ujung pelangi. Aku harap ini bisa bermanfaat untuk mu”
“Terimakasih banyak” Kata Peri Bontel, lalu dengan hati-hati menyimpannya dalam ranselnya. Peri Bontel tidak tau apakah fungsi dari kayu itu, dan juga tidak tahu bagaimana cara mengggunakan kayu itu, tapi ia pikir jauh lebih sopan bila ia menerima pemberian itu.
Tuan Murakami melambaikan tangannya, dan akhirnya hilang dibalik awan. Peri Bontel terus melambaikan tangannya kearah awan yang membawa Tuan Murakami berkumpul lagi dengan kawan-kawannya. Setelah tangannya terasa pegal, Peri Bontel kembali berjalan menyusuri pantai.
“Pelangipun memiliki ujung, kalau begitu sama halnya dengan pantai ini” pikir Peri Bontel. “Begitu juga dengan hidupku, pasti akan berujung”
Ketika berjalan lagi, Peri Bontel merasa punggungnya basah, tapi bukan oleh keringat. Peri tidak berkeringat.Ketika Peri Bontel,menyentuh dan menciumnya, itu seperti cairan kental yang berwarna merah dan berbau amis.
“Punggungmu mulai berdarah, tel”
Kepala Neptunus tepat berada dibelakang Peri Bontel. Tepat dipunggung Peri Bontel yang berdarah.
“Bontel takut ,nus”
“Unus tau”
“Temani Bontel terus ya nus”
Neptunus mengelus rambut Peri Bontel “Tapi suatu ketika ada waktunya Bontel harus pergi sendiri, Unus tidak bisa temani Bontel lagi”
Peri Bontel menyadari, jika pada akhirnya dia harus sendiri mengatasi masalahnya, tanpa bantuan siapapun. Dewa sekuat,sehebat dan sebesar Neptunus pun tidak mampu membantu makhluk selemah,serapuh dan sekecil Peri Bontel. Dirinya sendirilah yang paling bisa diandalkan
Dari punggungnya menetes cairan merah berbau amis itu lagi dan mulai terasa sakit.
Ada apa dengan sayapmu, tel?