Minggu, 01 Juni 2008

Sunday Morning (Gak Penting)

Minggu pagi
Saya memiliki Ritual tanggal satu setiap bulannya. Ritual yang saya nikmati setaip saya melakukannya. Masuk ke inbox message, tekan options, pilih mark all, tekan select, lalu saya delete semua pesan singkat atau pesan gambar yang ada di inbox saya. Bulan ini ada 1112 pesan yang masuk, yang selama sebulan sengaja tidak saya hapus. Isinya macam-macam, ada undangan pernikahan kawan dekat, undangan pameran buku, sapaan dari kawan lama, pesan gambar beberapa ekor ikan kesayangan dari seorang kawan, doa-doa,penyemangat hari, keluhan, pernyataan perasaan atau hanya sebuah pesan untuk membeli jeruk dari ibu.
DELETE ALL
Saya siap menghadapi bulan ini tanpa dibayangi dengan sesuatu yang buruk yang terjadi dibulan kemarin.
Hari masih pagi.
Setelah kamar selesai dibereskan, setelah bunga-bunga sudah selesai disiram.
Belum ada keinginan untuk segera mandi, hari masih terlalu pagi meskipun matahari sudah terasa panas, dan sepatu yang tadi saya jemur sudah kering.
Sarapan dengan ikan makarel kalengan juga sudah sampai diperut saya, segelas air putih dalam mug kuning sudah saya habiskan.
Saya masih punya peer untuk menyelesaikan sebuah novel setebal 597 halaman. peer yang saya buat sendiri, seperti janji yang telah saya ikrarkan kepada diri saya sendiri untuk menyelesaikannya sesegera mungkin. Janjinya yang didasari keinginan kuat untuk tidak membeli buku yang baru kalau si 597 halaman tadi belum saya habiskan dengan semangat yang sama setiap saya mulai membacanya.
Ditemani satu cup yoghurt rasa strawberry, yang katanya bisa membantu melancarkan percernaan. Bukan, saya tidak memiliki masalah dengan pencernaan saya. Mereka lancar-lancar saja. Mereka datang setiap harinya dengan jadwal yang sama dan gejala yang tidak pernah berubah. Hanya saja, yoghurt itu yang ada di kulkas milik ibu. Dan rasanya mengingatkan saya pada permen coco rico (kokoriko) yang sering saya beli ketika saya masih SD.
Saya nyalakan radio tape (memang apa bedanya radio dengan tape?entah.) yang tulisan PHILIPS nya masih sangat berkilauan. Tentu, radio ini masih baru, saya beli dengan cicilan tanpa bunga selama 12bulan. Bukannya uang gaji saya tidak cukup untuk membeli secara kontan, tapi saya masih perlu uang tersebut dialokasikan untuk hal lainnya. Semalam si phiphi (panggilan kesayangan untuk radiotape cicilan tadi) menemani saya menghabiskan malam minggu menyaksikan film serial yang saya beli sorenya (si phiphi memiliki kemampuan untuk memutarkan gambar juga, bukan hanya suara). Tadinya saya mendengarkan lagu-lagu jazz (yang tidak saya mengerti alirannya) funk jazz,nu jazz, jazz lounge,atau entah apalagi namanya. Tapi lama-lama saya bosan, saya putar cd penyanyi wanita. Penyanyi asal Indonesia, tapi lagu-lagunya sebagian besar berbahasa inggris.mengapa ia tidak bernyayi dalam bahasa Indonesia ya?Apakah karena ia mengenal bahasa inggris lebih dulu sebelum bahasa Indonesia?padahal dari wajahnya saja dia sangat-sangat pahatan orang jawa.Ah, saya mau mendengarkan radio saja. Pindah-pindah saluran sampai akhirnya saya menemukan lagu yang say ingin dengarkan (jammie cullum sedang bernyanyi di radio itu) kepala saya ikut mengangguk-angguk mendengarkan lagunya. Sedikit ikut bersenandung, walaupun lebih tepatnya dikatakan menggumam, saya tidak pintar berbahasa inggris.
Saya kembali ke si 597 tadi. Di salah satu bab nya ada bagian yang saya sukai. Ketika membacanya, seakan saya ikut berelaksasi dengan si tokoh. Dan tidak ada salahnya untuk saya tuliskan disini, supaya ini bisa dijadikan adonan awal ketika kita semua ingin melamun. Begini sebagian tulisannya …
Bila tidak berawan, aku keluar dan menatap langit. Bintang-bintang itu tidak kelihatan menakutkan seperti sebelumnya, dan aku mulai merasa dekat dengan mereka. Setiap bintang memberikan cahayanya sendiri yang luar biasa. Aku menandai bintang-bintang tertentu sekaligus memperhatikan bagaimana berkelap-kelip dimalam hari. Sesekali mereka bersinar lebih terang untuk beberapa saat. Bulan juga bergantung di langit, pucat dan terang, dan jika aku mengamati lebih dekat lagi, aku seperti dapat melihat setiap celah yang ada. Aku tidak memikirkan apa-apa, hanya memandangi langit dan terpesona. Acapkali aku berbaring di lapangan terbuka berbentuk bulan dan membiarkan matahari menyinariku. Dengan mata tertutup rapat, aku menyerah padanya, telingaku terpusat pada angin yang bertiup melalui puncak-puncak pohon. Terbungkus keharuman hutan, aku mendengarkan kepakan sayap burung, hingga gemerisik pohon-pohon pakis. Aku bebas dari gravitasi dan mengambang – sedikit- dari tanah serta melayang di udara. Tentu saja aku tidak bisa terus begitu. Sekedar sensasi sesaat-aku membuka mata dan semuanya hilang. Tetap saja, hal itu merupakan pengalaman yang menyenangkan. Melayang di udara".

Hari semakin siang dan matahari semakin berada diatas puncak langit.Panasnya matahari membuat saya merindukan air dingin untuk membekukan tubuh dan otak saya.
Sudah cukup saya melamun hari ini.
Saya harus mandi dan menikmati hari

Tidak ada komentar: